Bayangkan, seekor semut dapat mengangkat beban seberat 100 kali berat badannya. Selain itu seekor semut adalah serangga yang pandai bersosialisasi, coba lihat ketika seekor semut bertemu dengan semut lainnya, mereka akan saling bersentuhan seakan – akan sedang berjabat tangan, mengandalkan azas gotong – royong dalam mengerjakan pekerjaannya, pantang menyerah meskipun kakinya tidak lagi utuh (ketika melihat temannya pincang, semut – semut lain akan datang beramai – ramai dan mengangkatnya bersama – sama membawanya kembali ke sarang), dan semut juga seekor serangga yang sangat pandai bersyukur.
Semut diberi kecerdikan dan kelihaian dalam mengumpulkan bekal makanan dan menyimpannya serta menjaganya dari kerusakan. Kita pasti menemukan pelajaran yang sangat berharga dan tanda-tanda kekuasaan Allah yang sangat besar. Coba lihat sekelompok semut yang berusaha mengumpulkan bekal makanan, mereka keluar dari sarang untuk mencari makan. Jika semut-semut itu berhasil menemukan makanan maka ia akan membuat jalan dari sarangnya menuju makanan tersebut. Dan semut-semut itu mulah memindahkan makanan itu sarangnya.
Melihat dua rombongan semut. Satu rombongan memindahkan makanan sementara rombongan lainnya keluar dari sarang. Kedua rombongan itu tidak saling berbenturan di jalur tersebut, bahkan keduanya laksana dua baris tali. Seperti sekelompok manusia yang pergi dari satu jalur dan kembali di samping jalur tersebut. Jika satu kelompok merasa keberatan memikul makanan itu maka kelompok lain akan berkumpul menolong membawanya, seperti halnya kayu dan batu yang digotong oleh sekelompok manusia.
Apabila yang menemukan makanan itu adalah seekor semut, maka rekannya yang lain akan membantu mengangkatnya ke sarangnya. Kemudian bila yang menemukannya adalah sekelompok semut, maka mereka akan bergotong-royong mengangkutnya ke sarang dan membagi-baginya setelah sampai di pintu sarang.
Salah satu kecerdikan semut yang sangat menakjubkan adalah jika semut-semut membawa sebutir biji-bijian ke dalam sarangnya maka mereka terlebih dahulu membelahnya agar biji itu tidak tumbuh. Jika kedua belah biji itu dapat tumbuh maka mereka akan membelahnya menjadi empat bagian. Jika kebetulan tanah sedang basah atau berair dan mereka takut makanan menjadi rusak maka mereka akan mengeringkannya di panas matahari kemudian mereka kembalikan ke dalam sarang. Oleh sebab itu barangkali kita sering melihat beberapa biji yang sudah terbelah-belah di depan sarang mereka. Setelah ditinggal beberapa saat kita tidak akan melihat satu belah bijipun.
Kecerdikan lain dari semut adalah mereka membuat sarang di tempat yang tinggi agar tidak terendam air ketika banjir.
Inilah yang menjadi bukti bahwa manusia harus lebih banyak belajar dari semut.
Saya pernah membaca sebuah artikel dimana dalam artikel tersebut ada beberapa bentuk kalimat pembicaraan semut, diantaranya :
- Seruan
- Peringatan
- Penyebutan nama
- Perintah
- Penegasan
- Peringatan keras
- Pengkhususan
- Memahamkan
- Pengumuman
- Pemberian alasan
0 comments